Foto :Tugu Rato destinasi wisata Tubaba (masterplan).
Tampabatas.com(SMSI-lpg),
Tulangbawang Barat (Tubaba).-
Tugu Rato Nago Besanding dibangun agar Kabupaten Tulangbawang Barat tidak kehilangan identitas lokal. Hal ini disampaikan
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Tulangbawang Barat Eri Budi Santoso didampingi Sekretaris Sayuti, di ruang kerja kepada tampabatas.com, Mei 2021.
Foto: Tugu Rato Nago Besanding Kabupaten Tubaba.
Tugu Rato sendiri dibangun pada 2015 atas ide Bupati Umar Ahmad dan Wakil Bupati Fauzi Hasan. Arsitek bangunan ini adalah Andra Matin.
Tugu ini menggambarkan adat budaya masyarakat Mego Pak Tulangbawang dalam melakukan begawi adat Lampung. Sayuti menjelaskan, kereta kencana dengan simbol burung garuda yang ditumpangi sepasang pengantin merupakan simbol kendaraan yang digunakan dalam begawi adat Lampung pepadun pada zaman dahulu.
Foto: Sayuti, SH.,MM, Sekretaris Dinas Kominfo Kabupaten Tubaba.
“Begawi adat Ini untuk mendapatkan gelar adat atau nama baru dalam adat Lampung,” kata dia.
Payung tiga tingkatan yang terlihat melengkapi kereta kencana menaungi kedua pengantin mempunyai makna tersendiri.
“Tingkatan paling bawah payung suku, kedua payung tiyuh (kampung), dan ketiga payung marga,” ujarnya.
Dengan payung di atas kereta kencana, berarti pelaksanaan adat disepakati tokoh adat suku, tiyuh, dan marga.
Foto: Kantor Dinas Kominfo Kabupaten Tubaba.
Ia berharap agar dengan Tugu Rato yang berdìri di simpang tiga Panaragan-Kagungan Ratu tersebut masyarakat setempat bisa menjaga kesantunan sebagaimana tata krama adat Lampung.
“Juga agar tidak tenggelam dalam budaya barat,” pungkasnya.(ADV/KMF).